30 Wuku dan Dapur Keris bagi Masyarakat Jawa dan Bali

30 Wuku dan Dapur Keris bagi Masyarakat Jawa dan Bali

30 Wuku

30 Wuku dan Dapur Keris bagi Masyarakat Jawa dan Bali dan Dapur adalah dua sistem astrologi tradisional yang masih populer di masyarakat Jawa dan Bali. Meskipun telah ada pengaruh dari ilmu astrologi modern, namun kedua sistem ini masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat Jawa dan Bali dalam kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, akan dibahas tentang Wuku dan Dapur Keris serta perbandingannya dengan ilmu astrologi modern.
30 Wuku dan Dapur Keris bagi Masyarakat Jawa dan Bali

Pengenalan tentang Wuku dan Dapur Keris

Wuku adalah sistem astrologi tradisional Jawa dan Bali yang berdasarkan pada siklus bulan. Wuku terdiri dari 30 hari, yang setiap harinya memiliki nama yang berbeda dan dianggap memiliki pengaruh tertentu dalam kehidupan manusia. Nama-nama hari dalam Wuku diambil dari bahasa Jawa dan Bali kuno dan memiliki arti yang dalam.
Sedangkan Dapur Keris adalah sistem astrologi tradisional Jawa dan Bali yang berdasarkan pada siklus 7 tahunan. Setiap tahun dalam siklus 7 tahunan memiliki nama yang berbeda dan dianggap memiliki pengaruh tertentu dalam kehidupan manusia. Nama-nama tahun dalam Dapur Keris diambil dari bahasa Jawa dan Bali kuno dan memiliki arti yang dalam.
Kedua sistem astrologi tradisional Jawa dan Bali ini digunakan oleh masyarakat Jawa dan Bali untuk menentukan hari baik atau buruk dalam berbagai kegiatan seperti upacara adat, perkawinan, atau pembangunan rumah. Selain itu, kedua sistem ini juga digunakan untuk menentukan karakter dan nasib seseorang berdasarkan tanggal lahirnya.

Perbandingan dengan ilmu Astrologi modern

Meskipun Wuku dan Dapur Keris masih digunakan secara luas di Jawa dan Bali, namun pengaruh ilmu astrologi modern juga semakin terasa di masyarakat Jawa dan Bali. Ilmu astrologi modern menggunakan metode dan teknologi yang lebih canggih dalam menghitung pergerakan planet dan bintang.
Perbedaan yang paling mencolok antara Wuku, Dapur Keris, dan ilmu astrologi modern adalah pada metode perhitungannya. Wuku dan Dapur Keris menggunakan kalender bulan dan tahunan yang berbeda dengan kalender Gregorian yang umum digunakan di dunia modern. Sementara itu, ilmu astrologi modern menggunakan kalender Gregorian dan menggunakan perhitungan matematika yang rumit untuk menghitung pergerakan planet dan bintang.
Namun, meskipun ada perbedaan dalam metode perhitungan, tujuan dari ketiga sistem astrologi ini sama yaitu untuk mengetahui karakter dan nasib seseorang, serta menentukan hari baik atau buruk untuk melakukan kegiatan tertentu. Oleh karena itu, masih banyak masyarakat Jawa dan Bali yang mempercayai dan mengikuti Wuku dan Dapur Keris dalam kehidupan sehari-hari.

I. Pengenalan Wuku

Wuku merupakan sistem penanggalan tradisional yang digunakan oleh masyarakat Jawa dan Bali. Sistem ini berbeda dengan penanggalan Gregorian yang umum digunakan di seluruh dunia. Wuku memiliki siklus 210 hari yang disebut juga dengan nama sama, yaitu Wuku.

A. Asal Usul Wuku

Menurut sejarah Jawa dan Bali, Wuku berasal dari zaman prasejarah dan sudah ada sejak masa kerajaan Jawa dan Bali Kuno. Wuku memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat Jawa dan Bali dan masih banyak digunakan hingga sekarang. Wuku digunakan sebagai acuan dalam penentuan hari baik untuk kegiatan keagamaan, pertanian, dan kegiatan lainnya.

B. Pembagian Wuku Berdasarkan Epos Prabu Watugunung

Wuku dibagi menjadi 30 bagian yang disebut dengan nama-nama yang berbeda-beda. Setiap bagian mewakili periode tertentu yang dianggap memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kehidupan manusia. Bagian-bagian tersebut diambil dari cerita rakyat Jawa dan Bali yang berasal dari epos Prabu Watugunung.
Berikut adalah 30 Wuku dan arti dari masing-masing bagian:
  1. Sinta
  2. Landep
  3. Wukir
  4. Kurantil
  5. Tolu
  6. Gumbreg
  7. Wariga
  8. Sungsang
  9. Dungulan
  10. Kunyit
  11. Tambir
  12. Medangkungan
  13. Matal
  14. Uye
  15. Menail
  16. Prangbakat
  17. Bala
  18. Wugu
  19. Wayang
  20. Kulawu
  21. Dukut
  22. Watugunung
  23. Sinta
  24. Landep
  25. Wukir
  26. Kurantil
  27. Tolu
  28. Gumbreg
  29. Wariga
  30. Sungsang
Dari 30 Wuku tersebut, Sinta, Landep, Wukir, Kurantil, dan Tolu merupakan bagian-bagian yang dianggap paling penting dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa dan Bali.
Meskipun saat ini sudah banyak masyarakat Jawa dan Bali yang menggunakan penanggalan modern, Wuku masih dipertahankan dan digunakan oleh sebagian besar masyarakat Jawa dan Bali, terutama dalam acara adat atau kegiatan keagamaan. Bagi masyarakat Jawa dan Bali, Wuku merupakan bagian penting dari warisan budaya yang harus dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya.

II. Arti dan Fungsi Wuku

Wuku memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat Jawa dan Bali, terutama dalam tradisi agama dan budaya. Dalam penggunaannya, Wuku dapat memberikan informasi mengenai karakter seseorang berdasarkan tanggal kelahirannya, bahkan dapat membantu menentukan pilihan Dhapur Keris yang cocok untuk seseorang.

A. Mengetahui watak dan karakter dasar seseorang

Setiap Wuku memiliki karakteristik tersendiri yang berkaitan dengan siklus alam dan kehidupan manusia. Contohnya, Wuku Wariga menggambarkan karakter seseorang yang pekerja keras dan kreatif, sedangkan Wuku Sinta melambangkan kelembutan dan kepekaan.
Dalam tradisi Jawa dan Bali, Wuku juga digunakan untuk menentukan hari-hari baik dan buruk untuk melaksanakan kegiatan tertentu, seperti pernikahan, upacara keagamaan, atau memulai usaha baru. Dengan mengetahui Wuku seseorang, kita dapat memahami karakteristik dasarnya dan menghindari aktivitas pada hari yang dianggap buruk menurut Wuku yang bersangkutan.

B. Melihat kesesuaian Dhapur Keris yang cocok untuk setiap Wuku

Dalam seni bela diri tradisional Jawa dan Bali, Keris merupakan senjata yang dianggap sakral dan memiliki banyak makna simbolis. Setiap Dhapur Keris memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan dianggap cocok untuk digunakan oleh orang dengan Wuku tertentu.
Contohnya, Keris dengan Dhapur Luk adalah simbol kekuatan dan ketangguhan, dan dianggap cocok untuk orang dengan Wuku Kuningan yang juga memiliki karakteristik yang kuat dan penuh semangat. Sedangkan Keris dengan Dhapur Wilah adalah simbol kelembutan dan kepekaan, dan dianggap cocok untuk orang dengan Wuku Sinta yang juga memiliki karakteristik yang lembut dan sensitif.
Dengan mempertimbangkan Wuku dan Dhapur Keris yang cocok, seseorang dapat meningkatkan efektivitas penggunaan senjata tersebut, baik untuk tujuan bela diri maupun sebagai simbol kebudayaan dan tradisi Jawa dan Bali.

III. Wuku dan Dapur Keris

1. Tentang Wuku Sinta dan Keris yang Cocok

Wuku Sinta adalah salah satu wuku atau siklus kalender Jawa dan Bali yang memiliki dewa pelindung Sanghyang Batara Yamadipati. Karakteristik dari dewa ini adalah memiliki sifat seperti raja dan pendita, memiliki banyak kemauan, keras, cepat bahagia, dan bakat kaya harta benda. Selain itu, memanggul tunggul menjadi tanda mudah mendapatkan kesenangan hidup, sementara kaki belakang yang direndam dalam air menunjukkan perintahnya yang panas di depan dan dingin di belakang. Pohon pelindungnya adalah kendayakan, yang juga berfungsi sebagai pelindung orang sakit, orang sengsara, dan orang yang mengembara. Burung pelindungnya adalah gagak, yang dapat memahami petunjuk gaib. Sementara gedung pelindungnya berada di depan, memperlihatkan simbol kekayaannya, tetapi pradah (keberuntungan) hanya terlihat di permukaan. Keris yang cocok dengan Wuku Sinta antara lain adalah Panimbal, Condong Campur, Jalak Tilamsari, Jalak Dhinding, Jalak Sangutumpeng, dan Jalak Ngore.

2. Tentang Wuku Landep dan Keris yang Cocok

Wuku Landep juga merupakan salah satu siklus kalender Jawa dan Bali yang memiliki dewa pelindung Sanghyang Batara Mahadewa. Karakteristik dewa ini adalah memiliki rupa yang bagus, hati yang terang, dan gemar bersemadi. Kaki dewa Landep direndam dalam air menunjukkan perintahnya yang keras di depan, tetapi kasih sayang di belakang. Seperti Wuku Sinta, pohon pelindungnya juga adalah kendayakan, sedangkan burung pelindungnya adalah atat kembang (kakatua) yang menjadi kesukaan para agung dan kesayangan jika menghambakan diri. Gedung pelindungnya berada di depan dan memperlihatkan kekayaannya, namun pradah hanya terlihat di permukaan. Keris yang cocok dengan Wuku Landep antara lain adalah Pandhawa, Rarasinduwa, Sempana Badhong, Semar Mesem, Semar Getak, Semar Tinandhu, dan Brojol.

3. Tentang Wuku Wukir dan Keris yang Sesuai

Wuku Wukir memiliki Dewa Sanghyang Batara Mahayekti yang memiliki hati yang besar dan selalu menginginkan lebih dari orang lain. Jika tunggulnya diletakkan di depan, orang yang memiliki wuku ini cenderung beruntung dalam karier dan hidupnya akan menjadi lebih baik. Mereka yang memiliki wuku Wukir juga diharapkan untuk memiliki sikap yang baik dan menghormati orang lain, terutama atasannya. Pohon Nagasari melambangkan keanggunan dan sopan santun yang akan membuat pemilik wuku ini dicintai oleh pimpinan mereka. Burung Manyar juga menjadi simbol wuku ini karena memiliki sifat yang tak mau kalah dengan orang lain dan dapat mengerjakan segala jenis pekerjaan. Gedung di depan rumah menunjukkan kekayaan, namun pemilik wuku Wukir harus menghindari perilaku boros. Beberapa jenis keris yang sesuai dengan wuku Wukir antara lain Sempana Kinjeng, Kebo Lajer, Pudhak Sategal, Putri Sinaroja, Campur Bawur, dan Sadak.

4. Tentang Wuku Kurantil dan Keris yang Sesuai

Wuku Kurantil memiliki Dewa Sanghyang Batara Langsur yang dikenal pemarah. Jika tunggulnya dipangku, pemilik wuku ini akan mendapatkan kesenangan hidup di akhir hayatnya. Namun, mereka juga memiliki sifat hati yang serong dan sering merasa iri hati. Pohon Ingas melambangkan keadaan yang tidak dapat dilindungi karena panasnya, sedangkan burung Salindita menggambarkan sifat yang lincah dan tangkas. Gedung terbalik di depan rumah melambangkan perilaku boros yang harus dihindari oleh pemilik wuku Kurantil. Beberapa jenis keris yang sesuai dengan wuku ini antara lain Pandhawa, Sengkelat, Tebu Sauyun, Bethok, Kebo Teki, dan Kebo Lajer.

5. Tentang Wuku Tolu dan Keris yang Cocok

Wuku Tolu memiliki dewa Sanghyang Batara Bayu yang dapat menyenangkan hati orang lain, namun jika marah dapat menjadi berbahaya dan tak dapat dicegah. Tunggulnya berada di belakang, artinya kebahagiaannya terdapat di masa depan. Pohonnya adalah Wijayamulya atau Gaharu yang sangat indah rupanya, memiliki roman muka yang tajam, tinggi adat-istiadatnya, teliti, suka pada kesunyian, dan memiliki hati yang selamat. Burungnya adalah Branjangan yang ringan tangan dan cepat dalam bekerja. Gedungnya berada di depan, yang menunjukkan kecenderungannya untuk memperlihatkan kekayaannya, meskipun pradahnya hanya lahir. Beberapa jenis keris yang cocok untuk Wuku Tolu adalah Pandhawa, Carangsoka, Sabuk Tampar, dan Sabuk Inten.

6. Tentang Wuku Gumbreg dan Keris yang Cocok

Wuku Gumbreg memiliki dewa Sanghyang Batara Cakra yang memiliki budaya yang keras, namun dapat mencapai segala yang diinginkannya dengan cepat dan tidak dapat dicegah. Ia juga pengasih. Kaki sebelah yang berada di depan direndam dalam air, yang artinya perintahnya bersifat dingin di depan dan panas di belakang. Pohonnya adalah Beringin yang dapat menjadi pelindung keluarganya dan memiliki budaya yang tinggi. Burungnya adalah Ayam Hutan yang liar, dicintai oleh para agung, dan suka tinggal di tempat yang sunyi. Gedungnya berada di kiri, yang menunjukkan sifat penyayangnya, namun jika sedang jengkel bisa menjadi tidak sabar. Beberapa jenis keris yang cocok untuk Wuku Gumbreg adalah Panimbal, Condong Campur, Jalak Tilamsari, Jalak Dhinding, Jalak Sangutumpeng, dan Jalak Ngore.

7. Tentang Wuku Warigalit dan Keris yang Cocok

Wuku Warigalit memiliki Dewa Sanghyang Batara Asmara yang menunjukkan sifat-sifat seperti bagus rupanya, senang asmara, cemburuan, hatinya mudah tersentuh. Selain itu, pohon yang melambangkan Wuku Warigalit adalah Sulastri, yang memiliki sifat-sifat seperti bagus rupanya dan banyak yang cinta. Burung yang melambangkan Wuku Warigalit adalah Kepodang, yang memiliki sifat-sifat seperti gampang marah, cemburuan, dan tak suka berkumpul dengan orang banyak. Menghadapi Candi, Wuku Warigalit cenderung senang berprihatin dan menyepi. Keris yang cocok untuk Wuku Warigalit adalah Pandhawa, Rarasinduwa, Sempana Badhong, Semar Mesem, Semar Getak, Semar Tinandhu, dan Brojol.

8. Tentang Wuku Warigagung dan Keris yang Cocok

Wuku Warigagung memiliki Dewa Sanghyang Mahayekti yang menunjukkan sifat-sifat seperti berat tanggungannya dan berkeinginan. Tunggul yang melambangkan Wuku Warigagung adalah di belakang, yang menunjukkan bahwa rejekinya akan datang di belakang hari. Pohon yang melambangkan Wuku Warigagung adalah cemara, yang memiliki sifat-sifat seperti ramah bicaranya, lemah lembut perintahnya, dan dihormati. Burung yang melambangkan Wuku Warigagung adalah Betet, yang memiliki sifat-sifat seperti keras kemauannya dan pandai mencari kehidupan. Gedung yang melambangkan Wuku Warigagung adalah dua buah di muka dan di belakang, yang menunjukkan bahwa ikhlasnya hanya setengah dan jiwanya labil. Keris yang cocok untuk Wuku Warigagung adalah Sempana Kinjeng, Kebo Lajer, Pudhak Sategal, Putri Sinaroja, Campur Bawur, dan Sadak.

9. Tentang Wuku Julungwangi dan Keris yang Cocok

Wuku Julungwangi memiliki Dewa Sanghyang Sambu sebagai penguasanya yang memiliki perasaan yang tinggi dan sulit untuk disamai. Tunggulnya berada di depan, yang artinya orang yang lahir pada wuku ini selalu beruntung dan memiliki karier yang lancar sehingga hidupnya berjalan dengan bahagia. Orang yang lahir pada wuku ini juga cenderung dermawan namun terkadang harus diperlihatkan. Pohon cempaka menjadi simbol pada wuku ini yang menunjukkan bahwa orang yang lahir pada wuku ini dicintai oleh banyak orang. Burung kutilang juga menjadi simbol yang memiliki arti bahwa orang yang lahir pada wuku ini banyak bicara dan perkataannya dipercayai oleh orang-orang, serta dicintai oleh para pembesar. Beberapa jenis keris yang cocok untuk orang yang lahir pada wuku ini antara lain Pandhawa, Sengkelat, Tebu Sauyun, Bethok, Kebo Teki, dan Kebo Lajer.

10. Tentang Wuku Sungsang dan Keris yang Cocok

Wuku Sungsang memiliki Dewa Sanghyang Gana sebagai penguasanya yang memiliki sifat pemarah dan gelap hati. Pohon kayu tangan menjadi simbol pada wuku ini yang menunjukkan bahwa orang yang lahir pada wuku ini tidak suka menganggur dan memiliki budi yang keras serta suka memiliki milik orang lain. Burung nuri juga menjadi simbol pada wuku ini yang memiliki arti bahwa orang yang lahir pada wuku ini cenderung boros dan sulit mencapai kebahagiaan. Gedung yang terbalik di belakang menjadi simbol bahwa orang yang lahir pada wuku ini ikhlas namun tanpa perhitungan. Beberapa jenis keris yang cocok untuk orang yang lahir pada wuku ini antara lain Pandhawa, Carangsoka, Sabuk Tampar, dan Sabuk Inten.

11. Tentang Wuku Galungan dan Keris yang Cocok

Wuku Galungan memiliki dewa pelindung bernama Sanghyang Batara Kamajaya yang memiliki hati yang teguh dan dapat melegakan hati orang yang sedang susah. Selain itu, dewa ini juga cinta pada perbuatan baik dan menjauhi perbuatan jahat. Wuku Galungan juga memiliki tanda-tanda lain seperti memangku air dalam bokor yang menunjukkan sifat dermawan dan pengasih, meskipun sedikit rejeki yang diterima. Pohon yang sesuai dengan Wuku Galungan adalah Kayutangan yang memiliki sifat ringan tangan, keras budinya, dan cenderung suka memiliki kepunyaan orang lain. Burung yang sesuai adalah Elang yang memiliki tingkah laku gesit dan pandai mencari nafkah. Beberapa jenis keris yang cocok dengan Wuku Galungan adalah Panimbal, Condong Campur, Jalak Tilamsari, Jalak Dhinding, Jalak Sangutumpeng, dan Jalak Ngore.

12. Tentang Wuku Kuningan dan Keris yang Cocok

Wuku Kuningan memiliki dewa pelindung bernama Sanghyang Batara Indra yang memiliki derajat yang tinggi dan melebihi sesama. Pohon yang sesuai dengan Wuku Kuningan adalah Wijayakusuma yang menghindari keramaian dan memiliki kharisma yang tinggi sehingga banyak orang senang bergaul dengannya. Burung yang sesuai adalah Urang-urangan yang lincah dan cepat dalam bekerja, namun mudah marah dan ngambek. Wuku Kuningan juga memiliki gedung di belakang dengan jendelanya tertutup, yang menunjukkan sifat hemat dan banyak perhitungan. Beberapa jenis keris yang cocok dengan Wuku Kuningan adalah Pandhawa, Rarasinduwa, Sempana Badhong, Semar Mesem, Semar Getak, Semar Tinandhu, dan Brojol.

13. Tentang Wuku Langkir dan Keris yang Cocok

Wuku Langkir memiliki Dewa Sanghyang Batara Kala yang digambarkan menggigit bahunya sendiri, menandakan besarnya nafsu dan kurangnya rasa sayang pada tubuh sendiri. Orang yang terlahir di Wuku Langkir cenderung memiliki sikap yang menakutkan, tidak taat pada adat-istiadat, dan mudah marah serta penuh larangan. Pohon yang dikaitkan dengan Wuku Langkir adalah Ingas dan cemara tumbang, yang melambangkan kepanasan hati dan sifat yang sulit didekati orang. Sementara itu, burung yang melambangkan Wuku Langkir adalah Gagak yang tanggap terhadap bisikan gaib. Keris yang cocok untuk orang yang terlahir di Wuku Langkir antara lain Sempana Kinjeng, Kebo Lajer, Pudhak Sategal, Putri Sinaroja, Campur Bawur dan Sadak.

14. Tentang Wuku Mandasiyo dan Keris yang Cocok

Wuku Mandasiyo memiliki Dewa Sanghyang Batara Brama yang digambarkan memiliki budi yang kuat dan pemarah, serta tidak mau memberi ampun. Orang yang terlahir di Wuku Mandasiyo memiliki sifat tegas dan susah diatur apabila sedang marah. Pohon yang dikaitkan dengan Wuku Mandasiyo adalah Asam, yang kuat dan dicintai banyak orang sebagai pelindung sengsara. Burung yang melambangkan Wuku Mandasiyo adalah Platukbawang yang rajin bekerja. Orang yang terlahir di Wuku Mandasiyo juga diberikan keberuntungan dalam hal rejeki, yang tercermin dari gedung yang tertutup di depan, melambangkan kehematan namun tetap banyak rezeki. Keris yang cocok untuk orang yang terlahir di Wuku Mandasiyo antara lain Pandhawa, Sengkelat, Tebu Sauyun, Bethok, Kebo Teki dan Kebo Lajer.

15. Tentang Wuku Julungpujud dan Keris yang Cocok

Wuku Julungpujud memiliki dewa pelindung Sanghyang Batara Guritno dan digambarkan sebagai orang yang suka bergaul, senang berdandan, memiliki reputasi baik, memiliki posisi yang baik, dan tidak pernah kekurangan uang. Ketika menghadap ke arah bukit atau gunung, wuku ini menunjukkan sifat-sifat yang ingin memerintah dan sulit diatasi. Pohon yang mewakili wuku ini adalah pohon Remuyuk yang memiliki warna yang indah dan disukai oleh orang banyak, sedangkan burungnya adalah Emprit Jowan yang memiliki keinginan yang besar tetapi pikirannya sulit diduga dan memiliki budi yang halus. Beberapa jenis keris yang cocok untuk wuku ini antara lain: Pandhawa, Carangsoka, Sabuk Tampar, dan Sabuk Inten.

16. Tentang Wuku Pahang dan Keris yang Cocok

Wuku Pahang memiliki dewa pelindung Sanghyang Batara Tantra dan digambarkan sebagai orang yang memiliki kata-kata yang tajam dan mudah marah ketika janji tidak ditepati. Wuku ini juga cenderung suka berjalan serong dan bertikai ketika memegang keris. Pohon yang mewakili wuku ini adalah pohon Kendayaan yang dianggap sebagai pelindung bagi orang sakit, sengsara, dan orang yang pergi jauh. Burung yang mewakili wuku ini adalah Cucakrowo yang suka banyak bicara. Wuku ini juga dihubungkan dengan sifat boros melalui gedung yang berada di depannya. Beberapa jenis keris yang cocok untuk wuku ini antara lain: Panimbal, Condong Campur, Jalak Tilamsari, Jalak Dhinding, Jalak Sangutumpeng, dan Jalak Ngore.

17. Wuku Kuruwelut dan Pemilihan Keris yang Tepat

Dalam Wuku Kuruwelut, Dewa yang dipuja adalah Sanghyang Batara Wisnu. Dewa ini memiliki sifat tajam dalam ciptaannya dan tinggi serta selamat dalam budi pekertinya, melebihi sesama dewa. Saat memanggul cakra, hatinya tajam dan berhati-hati. Pohon yang melambangkan Wuku Kuruwelut adalah parijata, yang menjadi pelindung dan membawa kebahagiaan. Burungnya adalah puter, yang meski dalam berbicara mula-mula kalah, namun akhirnya menang. Ia tidak pernah berbohong dan tidak menyukai perkataan yang remeh. Di depan gedungnya, ia memperlihatkan kekayaannya, sifat angkuh, dan tidak mau disepelekan. Keris yang cocok untuk Wuku Kuruwelut antara lain adalah Pandhawa, Rarasinduwa, Sempana Badhong, Semar Mesem, Semar Getak, Semar Tinandhu, dan Brojol.

18. Wuku Mrakeh dan Pemilihan Keris yang Tepat

Dalam Wuku Mrakeh, Dewa yang dipuja adalah Sanghyang Batara Surenggana. Dewa ini memiliki sifat tawakal dalam hatinya, ingatannya kuat, berkesanggupan atau optimis, dan berani dalam menghadapi kesulitan. Tunggulnya membalik, yang menandakan bahwa karier dapat naik dengan cepat, dan hidup akan senang dengan mudah. Pohon yang melambangkan Wuku Mrakeh adalah Trengguli, meski buahnya tidak berguna. Tidak ada burung yang melambangkan Wuku Mrakeh, karena tidak boleh disuruh jauh dan pasti mendapat bahaya. Gedungnya dipanggul, menunjukkan sifat pemberian. Keris yang cocok untuk Wuku Mrakeh antara lain adalah Sempana Kinjeng, Kebo Lajer, Pudhak Sategal, Putri Sinaroja, Campur Bawur, dan Sadak.

19. Wuku Tambir dan Pemilihan Keris yang Tepat

Wuku Tambir, memiliki Dewa Sanghyang Batara Syiwa yang identitasnya sulit dipahami, memiliki sifat egois dan senang memamerkan diri. Pohon yang melambangkan wuku ini adalah Upas yang terkenal tajam dalam perkataannya. Burungnya adalah prenjak yang suka menimbulkan isu. Gedung yang melambangkan wuku ini berjumlah tiga, tertutup semua, dan menunjukkan bahwa kekayaan tidak akan didapatkan secara setengah-setengah. Keris yang cocok untuk wuku ini antara lain Pandhawa, Sengkelat, Tebu Sauyun, Bethok, Kebo Teki, dan Kebo Lajer.

20. Wuku Madangkungan dan Pemilihan Keris yang Tepat

Wuku Madangkungan memiliki Dewa Sanghyang Batara Basuki yang mengutamakan keberadaan, senang melihat orang lain menderita, dan memiliki keinginan aneh-aneh serta sulit menemukan jati diri. Pohon yang melambangkan wuku ini adalah plasa yang dihormati di daerahnya sendiri, tetapi tidak memiliki arti di kota. Burungnya adalah pelung yang suka tinggal di tempat sunyi. Gedung yang melambangkan wuku ini berada di atas dan menunjukkan kesederhanaan dalam pengeluaran. Beberapa jenis keris yang cocok untuk wuku ini antara lain Pandhawa, Carangsoka, Sabuk Tampar, dan Sabuk Inten.

21. Wuku Maktal dan Pemilihan Keris yang Tepat

Wuku Maktal adalah wuku yang di bawah naungan Dewa Sanghyang Batara Sakti. Orang yang lahir di bawah pengaruh Wuku Maktal biasanya memiliki sifat berbudi luhur, hati yang lurus, optimis, serta lincah dalam berkarya. Selain itu, mereka juga terampil dalam pekerjaan dan memiliki ucapan yang enak didengar. Pohon nagasari dianggap cocok melambangkan Wuku Maktal karena memiliki penampilan yang menarik dan tutur katanya yang halus sehingga sering disukai oleh para pembesar. Burung ayam hutan juga dianggap mewakili Wuku Maktal karena kebiasaannya yang suka tinggal di tempat yang sepi dan kesuksesannya dalam karier. Orang yang lahir di bawah pengaruh Wuku Maktal biasanya memancarkan aura kekayaan dan dihormati. Keris-keris yang sesuai dengan karakteristik Wuku Maktal antara lain Panimbal, Condong Campur, Jalak Tilamsari, Jalak Dhinding, Jalak Sangutumpeng, dan Jalak Ngore.

22. Wuku Wuyu dan Pemilihan Keris yang Tepat

Wuku Wuyu adalah wuku yang di bawah naungan Dewa Sanghyang Batara Kuwera. Orang yang lahir di bawah pengaruh Wuku Wuyu cenderung mudah tersinggung dan ngambek, senang menyendiri, serta senang beramal. Mereka memiliki ucapan yang tegas dan sulit menabung. Orang yang memiliki Wuku Wuyu disarankan untuk memasang keris terhunus di sebelah kaki untuk meningkatkan ketajaman hatinya. Pohon tal dianggap cocok mewakili Wuku Wuyu karena dikenal sebagai simbol umur panjang, keberanian, dan kekuatan hati yang tetap. Burung gagak juga dianggap mewakili Wuku Wuyu karena kebiasaannya yang tidak suka keramaian dan sensitif terhadap dunia gaib. Orang yang lahir di bawah pengaruh Wuku Wuyu biasanya memiliki sifat pengasih namun cenderung boros. Keris-keris yang sesuai dengan karakteristik Wuku Wuyu antara lain Pandhawa, Rarasinduwa, Sempana Badhong, Semar Mesem, Semar Getak, Semar Tinandhu, dan Brojol.

23. Wuku Manahil dan Keris yang Cocok

Wuku Manahil yang dipimpin oleh Sanghyang Batara Citragatra memiliki sifat-sifat yang menonjol seperti kemampuan untuk menjunjung tinggi diri, mudah berkumpul di tempat ramai, dan sifat angkuh. Mereka juga selalu siap membela diri jika ada yang mengancam. Namun, perintah dari pemimpinnya bisa kasar dan tidak menghargai bawahan. Wuku Manahil memiliki pohon nagasari yang bagus rupanya dan dicintai oleh pembesar serta burung ayam hutan yang suka tinggal di tempat sunyi dan sukses dalam karier. Gedungnya ditumpangi tunggul yang kaya benda dan dihormati. Keris yang cocok untuk Wuku Manahil antara lain Panimbal, Condong Campur, Jalak Tilamsari, Jalak Dhinding, Jalak Sangutumpeng, dan Jalak Ngore.

24. Wuku Prangbakat dan Keris yang Cocok

Wuku Prangbakat yang dipimpin oleh Sanghyang Batara Bisma memiliki sifat-sifat yang tangkas, pemarah, dan pemalu. Mereka memperlihatkan sifat prajurit dan berkeinginan menjadi pemimpin orang. Wuku Prangbakat juga memiliki sifat lurus dalam pembicaraannya dan tidak kesulitan dalam menggapai segala yang diinginkan. Namun, perintah dari pemimpinnya bisa dingin di depan dan panas di belakang. Pohon tal menjadi simbol Wuku Prangbakat yang panjang umurnya, cukup rejekinya, dan agak angkuh. Sedangkan burung urang-urangan menjadi simbol kecepatan kerja. Keris yang cocok untuk Wuku Prangbakat antara lain Pandhawa, Sengkelat, Tebu Sauyun, Bethok, Kebo Teki, dan Kebo Lajer.

25. Wuku Bala dan Keris yang cocok

Wuku Bala memiliki Dewa Sanghyang Batari Durga sebagai dewanya. Orang yang lahir pada Wuku Bala cenderung suka berbuat huru-hara dan membuat berita, jahil, suka bercampur dengan kejahatan, tak ada yang ditakuti, dan pandai sekali bertindak jahat. Namun, pohon cemara yang menjadi lambang Wuku Bala menandakan bahwa meskipun demikian, orang yang lahir pada Wuku Bala cenderung ramah bicara, lemah lembut dalam memberikan perintah, dan dihormati oleh orang lain. Burung ayam hutan yang menjadi lambang Wuku Bala memiliki sifat-sifat yang bertolak belakang dengan sifat-sifat orang yang lahir pada Wuku Bala, yaitu liar budinya, dicintai oleh pembesar, tinggi budinya, banyak tanda-tanda akan mendapat bahagia, dan suka tinggal ditempat yang sunyi. Orang yang lahir pada Wuku Bala cenderung senang memperlihatkan kekayaannya, yang tercermin dari gedungnya yang berada di depan. Keris yang cocok untuk orang yang lahir pada Wuku Bala antara lain Pandhawa, Carangsoka, Sabuk Tampar, dan Sabuk Inten.

26. Wuku Wugu dan Keris yang cocok

Wuku Wugu memiliki Dewa Sanghyang Batara Singajalma sebagai dewanya. Orang yang lahir pada Wuku Wugu cenderung memiliki sifat-sifat cerdas, baik budinya, dan memiliki banyak akal, tetapi tidak senang diingkari janji. Pohon wuni sedang berbuah yang menjadi lambang Wuku Wugu memiliki makna bahwa meskipun orang yang lahir pada Wuku Wugu memiliki banyak rejeki, kebahagiaan yang diidamkan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan. Burung kepodang yang menjadi lambang Wuku Wugu memiliki sifat-sifat pamer, cemburuan, dan tidak suka berkumpul, yang berbeda dengan sifat-sifat orang yang lahir pada Wuku Wugu. Orang yang lahir pada Wuku Wugu cenderung hemat dan hati-hati dalam membelanjakan uangnya, yang tercermin dari gedungnya yang tertutup di belakang. Keris yang cocok untuk orang yang lahir pada Wuku Wugu antara lain Panimbal, Condong Campur, Jalak Tilamsari, Jalak Dhinding, Jalak Sangutumpeng, dan Jalak Ngore.

27. Wuku Wayang dan Keris yang cocok

Wuku Wayang memiliki Dewa Sanghyang Batari Sri sebagai dewa pelindungnya. Orang yang lahir pada Wuku Wayang dapat diidentifikasi dari karakter mereka yang memiliki banyak rejeki, bakti, teliti, dan perintahnya dingin dicintai oleh banyak orang. Dalam simbolisme Wuku Wayang, terdapat bokor yang berisi air di depan dan seseorang yang duduk di atasnya, melambangkan hati yang sejuk, sabar, dan rela hati. Namun, seseorang yang lahir pada Wuku Wayang harus memperlihatkan pemberiannya. Pasang keris terhunus menunjukkan bahwa perintahnya mudah didepan, tetapi sulit dibelakang. Pohon cempaka dicintai oleh banyak orang, sementara burung ayam hutan dicintai oleh pembesar dan senang tinggal ditempat yang sunyi. Keris yang cocok untuk orang yang lahir pada Wuku Wayang adalah Pandhawa, Rarasinduwa, Sempana Badhong, Semar Mesem, Semar Getak, Semar Tinandhu, dan Brojol.

28. Wuku Kulawu dan Keris yang cocok

Wuku Kulawu memiliki Dewa Sanghyang Batara Sadana sebagai dewa pelindungnya. Orang yang lahir pada Wuku Kulawu memiliki karakter yang kuat, besar harapannya, menarik dalam pergaulan, suka nraktir, dan suka berpoligami (bagi laki-laki). Dalam simbolisme Wuku Kulawu, terdapat seseorang yang duduk di bokor berisi air di tepi kolam, melambangkan hati yang sejuk dan perintahnya dingin. Namun, seseorang yang lahir pada Wuku Kulawu memiliki pikiran yang terletak di belakang dan kurang pandai jika membelakangi senjata tajam. Pohon tal melambangkan umur yang panjang dan harapan yang besar, sementara burung nuri adalah burung yang boros dan mudah marah. Gedung di depan melambangkan seseorang yang senang memperlihatkan kekayaannya. Keris yang cocok untuk orang yang lahir pada Wuku Kulawu adalah Sempana Kinjeng, Kebo Lajer, Pudhak Sategal, Putri Sinaroja, Campur Bawur, dan Sadak.

29. Wuku Dukut dan Keris yang Cocok

Wuku Dukut memiliki Dewa Sanghyang Batara Sakri yang memiliki sifat keras hati, selalu was-was, rajin, tajam pikirannya, dan segala yang dilihatnya berhasrat dipunyainya. Pohon yang melambangkan wuku ini adalah Pandanwangi yang tidak menonjol. Sementara itu, burung yang mewakili wuku Dukut adalah Ayam Hutan yang dicintai oleh para pembesar, memiliki budaya yang tinggi, dan suka tinggal di tempat yang sunyi. Wuku Dukut juga memiliki ciri khas membelakangi gedungnya yang menunjukkan sifat yang sangat hemat. Jika berhadapan dengan dua bilah keris terhunus, pemilik wuku Dukut selalu siaga dan waspada serta serba ingin tahu. Keris yang cocok untuk wuku Dukut antara lain Pandhawa, Sengkelat, Tebu Sauyun, Bethok, Kebo Teki, dan Kebo Lajer.

30. Wuku Watugunung dan Keris yang Cocok

Wuku Watugunung memiliki dua Dewa, yaitu Sanghyang Batara Antaboga dan Batari Nagagini. Antaboga gemar tinggal di alam untuk bertapa, sedangkan Nagagini sangat gemar pada asmara. Keduanya sangat gemar pada kebudayaan dan ilmu kebatinan. Jika menghadap candi, pemilik wuku Watugunung suka bertapa di tempat yang sunyi, gemar bersemedi, dan mempelajari ilmu kebatinan. Pohon yang melambangkan wuku ini adalah Wijayakusuma yang rupawan, memiliki budaya yang tinggi, terlihat angkuh, dan teliti. Sementara itu, burung yang mewakili wuku Watugunung adalah Gogik yang cemburuan, mudah tersinggung, dan tidak senang di tempat yang ramai. Keris yang cocok untuk wuku Watugunung antara lain Pandhawa, Carangsoka, Sabuk Tampar, dan Sabuk Inten.

IV. Kesimpulan

Wuku dan Dapur Keris memiliki peran penting dalam kebudayaan Jawa, terutama dalam menentukan kepribadian seseorang dan memilih jenis keris yang cocok untuk dipakai. Wuku memiliki sejarah dan pembagian berdasarkan Epos Prabu Watugunung yang menjadi acuan dalam penentuan karakter dan sifat seseorang. Dalam memilih Dapur Keris yang cocok, faktor Wuku juga harus dipertimbangkan agar hasilnya lebih maksimal.
Pentingnya mempertimbangkan kesesuaian Wuku dan Dapur Keris karena akan mempengaruhi energi dan keberhasilan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, menjaga tradisi dan budaya Jawa yang kaya ini adalah sebuah keharusan untuk dijaga dan dilestarikan.
Catatan:
Epos adalah jenis karya sastra lama yang berisi cerita atau mitos tentang para dewa dan pahlawan yang menjadi legenda dalam kebudayaan suatu bangsa. Biasanya epos ditulis dalam bentuk puisi panjang atau prosa yang kompleks dan bercirikan gaya bahasa khas yang kaya akan imajinasi dan metafora. Epos sering dianggap sebagai penjaga sejarah dan budaya suatu masyarakat karena mengandung nilai-nilai dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam kesimpulannya, Wuku dan Dapur Keris bukanlah sekadar mitos atau kepercayaan kosong, tetapi sebuah ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Menjaga keberlangsungan dan memperkaya pengetahuan tentang budaya Jawa akan memberikan keuntungan dan manfaat yang besar bagi bangsa dan negara kita.

Populer

Flashnews