Sedulur Papat Limo Pancer
Sedulur Papat Limo Pancer merupakan salah satu Ilmu Tasawuf yang berasal dari suku Jawa, Indonesia. Ilmu ini memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia, dan diyakini telah ada sejak jaman dahulu kala.
Sedulur Papat Limo Pancer mengajarkan cara untuk meningkatkan kemampuan spiritual seseorang melalui berbagai latihan dan meditasi. Latihan ini meliputi berbagai teknik pernapasan, gerakan fisik, pikiran dan ruwatan diri (hamekek hawa nafsu) yang ditujukan untuk membantu seseorang mengendalikan pikirannya dan mencapai konsentrasi yang tinggi.
Meditasi juga merupakan bagian penting dari ilmu ini, dimana seseorang diharuskan untuk melakukan meditasi secara teratur untuk meningkatkan kepekaan spiritualnya. Selain itu, ilmu ini juga mengajarkan tentang cara mengendalikan emosi dan menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang positif.
Materi Kijab Ruh Nyawa Atma
Mulai tertipu oleh Kijab. Dia mulai bertumpu pada suatu hal, walau sebenarnya Ruh tidak perlu tempat bertumpu. Ruh mulai berasa kurang kuat, walau sebenarnya dia tidak mengenali kekurangan Ruh yang telah bertumpu pada suatu hal disebutkan Roh llapi. Pada tahapan ini mulai terbentuk tubuh lembut seorang manusia.
Akan tubuh material dalam unsur-unsurnya yang lebih lembut.
Sebenarnya Ruh/Nyawa/Atma cuman satu, tetapi memiliki tujuh jenis realisasi, yakni:
- Roh Jasmani: Ruh/Nyawa/Atma yang menjaga tubuh fisik. Disebutkan juga Roh Kewani (Ruh Hewani), Ruh Hewan, karena Ruh ini menjaga hewan. Dengan kata lain, Roh Jasmani ialah Hidup yang sudah meng-hidupi tubuh fisik manusia.
- Roh Nabati: Ruh/Nyawa/Atma yang menjaga tetum-buhan. Bulu-bulu, kuku, dan semua yang tumbuh pada tubuh fisik manusia dimisalkan sebagai tumbuhan. Begitupun Kesadaran Menjaga atau Budi, dihidupi oleh Roh Nabati. Dalam kata lain, Roh Nabati ialah Hidup yang sudah menjaga Kesadaran Menjaga manusia.
- Roh Napsani (Ruh Nafsani): Ruh/Nyawa/Atma yang menjaga individu manusia. Dalam kata lain, Roh Napsani ialah Hidup yang menjaga individu manusia.
- Roh Ilapi (Ruh Idlafi): Ruh/Nyawa/Atma yang bertumpu, yakni Ruh yang telah sebegitu kurang kuat kesadarannya dan sebagai sumber kehidupan untuk individu ma-nusia, Kesadaran Menjaga manusia, dan tubuh fisik manusia Dalam kata lain, Roh Ilapi ialah Hidup yang telah sebegitu kurang kuat kesadarannya dan sebagai sum-ber kehidupan untuk individu manusia, Kesadaran Menjaga manusia dan tubuh fisik manusia. Roh Ilapi memiliki arti Ruh yang sudah terserang Kijab dan memperkuat keberadaan manusia fana. Disebutkan Roh Rukani (Ruh Ruhani), yang memiliki arti Ruh yang menjaga elemen lembut manusia. Ruhani sebagai musuh dari Jasmani.
- Roh Rakmani (Ruh Rahmani): Ruh/Nyawa/Atma yang penyayang, disebutkan Roh Rabani (Ruh Rabbani), Ruh Tuhan. Ruh ini menjaga Sir/Rahsa. Dalam kata lain, Roh Rakmani ialah Hidup yang menjaga Sir/Rahsa manusia.
- Roh Nurani (Ruh Nur ‘Aini): Ruh/Nyawa/Atma yang menjaga pandangan. Pandangan di sini yaitu Nur Mukamad. Dalam kata lain, Roh Nurani ialah Hidup yang menjaga Nur Mukamad manusia.
- Roh Kudus (Ruhul Quddus): Ruh/Nyawa/Atma yang suci. Berikut sebenar-benarnya Ruh. Disebutkan Kayu (Hayyu) atau Hidup. Dalam kata lain, Roh Kudus ialah inti Hidup manusia.
Semua nama itu disebutkan Rohulah (Ruhullah), Ruh/Nyawa/Atma Allah. Saat Ruh telah menyandar diri pada suatu hal, menjadi Roh Ilapi, pada waktu itu calon manusia ada pada Ngalam Roh (‘Alam Roh: Alam Banyak Ruh), yakni sebuah alam yang telah betul-betul terliputi oleh Kijab hingga Ruh yang tunggal seakan-akan jadi terpecah-pecah.
Ruh itu tunggal dan tidak dapat dibagi. Ruh seperti udara yang menjaga semua makhluk. Kelihatan berbilang cuma saat Ruh menjaga beberapa individu yang beragam rupa. Bila disebutkan banyak Ruh, karena itu dia ialah Ruh yang terbagi-bagi, Ruh yang banyak. Dan itu memiliki arti tidak lagi Ruh yang sebenarnya, tetapi Ruh yang telah terliputi Kijab dan mulai melahirkan Napsu atau Individu satu makhluk. Dalam kata lain, Roh llapi ialah inti tubuh lembut, inti tubuh astral calon manusia, dikenali dengan istilah Suksma, masuk ke kandungan ibu di umur kandungan 4 bulan.
Peristiwata Menarik Roh Ilapi
Ada peristiwa menarik saat Roh llapi telah siap-siap untuk menjaga Napsu atau Individu manusia. Diriwayat-kan, ada sebuah bayang-bayang dari Roh llapi. Bayang-bayang ini akan selalu ikuti manusia ke mana saja ia ber-ada. Bayang-bayang ini disebutkan Makdum Sarpin.” yang me-nandai jatuhnya Ruh ke Kijab duniawi, ke Warana (Selubung, Penutup) yang penuh ketidaksadaran, ke posisi lenyapnya kemuliaan ilahi si Ruh.
Makdum Sarpin berikut yang sering disebutkan Qarin atau pengiring manusia. Ia bukan makhluk yang dari luar kehadiran manusia, bukan substansi lain, bukan individu lain. Ia ialah bayang-bayang Roh Ilapi.
Maka salah keseluruhan bila Makdum Sarpin dipandang seperti makhluk sebangsa jin yang selalu ikuti dan menemani manusia. Figur bayang-bayang Roh llapi ini yang sering disalahartikan sebagai guardian angel oleh sebagian orang. Dari asumsi pertama sebagai makhluk rendah sebangsa jin, saat ini bertambah posisinya jadi figur malaikat penjaga. Itu salah mengerti. Satu kali lagi, tidak ada substansi apa saja yang turut menambahi kehidupan manusia.
Lantas, demikian Roh llapi telah menjaga Napsu (Nafs), karena itu ada dua warna khusus. Pertama warna merah, ke-2 warna putih. Timbulnya dua warna ini mengisyaratkan Napsu yang dihidupi oleh Roh Ilapi mulai mempunyai watak awalnya.
Watak awalnya ini ialah luapan dari Karakter Kamal dan Jamal dari Dzat, yakni karakter prima dan karakter elok yang mewujud dalam sinar merah, dan luapan dari Karakter Jalal dan Kahar (Qahhar) yang mewujud dalam sinar putih. Karakter Kamal dan Jamal sebagai wakil karakter kehalusan seorang manusia, dan karakter Jalal dan Kahar sebagai wakil karakter keteguhan seorang manusia.
Dapat disebutkan, warna merah sebagai wakil kecondongan fe-minin seorang anak manusia, warna putih sebagai wakil kecen-derungan maskulin seorang anak manusia. Orang Jawa lalu menyebutkan ke-2 nya dengan panggilan Mar dan Marti. Mar yang maskulin, Marti yang feminin. Kata mar sendiri memiliki makna menebar.
Apa yang menebar? Tidak lain ialah Kijab, Warana, gorden fantasi yang sudah menebar rata, menangkupi kesadaran Ruh dengan benar-benar gagah. Dan marti datang dari kata warti, yang memiliki arti berita. Kata warti itu selanjutnya beralih menjadi marti, yang memiliki arti memberi berita. Memberi berita mengenai apa? Mengenai kehadiran kesadaran Ruh yang prima kembali elok.
Lalu, demikian Roh Ilapi telah betul-betul menjaga Napsu, karena itu ada delapan jenis sinar, yakni:
- Merah
- Hitam
- Kuning
- Putih
- Hijau Muda
- Hijau Tua atau Biru
- Merah Muda atau Nila
- Ungu
Delapan jenis sinar itu disebutkan Cahya Kadim yang memiliki arti Sinar Awalnya saat Napsu (Nafs) mulai mempunyai kehidupan.
Roh llapi ialah inti Suksma” yang dianggap sebagai kahananing Dat (kondisi Dzat), Dzat Tuhan yang telah terlilit oleh kondisi fana. Sekalian dianggap sebagai apengaling
Atma (tindakan Ruh).
Damar Aran Kandhil (Pelita Namanya Kandhil)
Kandhil sebetulnya ialah tempat pelita dengan bahan emas murni. Tetapi di sini memiliki makna pelita tanpa api. Pelita ialah sumber sinar yang telah sebegitu kecil, hingga untuk menyinari satu ruang diperlukan beberapa pelita. Di Jawa masa lampau, barisan pelita yang banyak disebutkan damar sewu. Pelita tanpa api ialah lambang dari terbentuknya individu, terciptanya pribadi yang kompak, terciptanya tubuh se-orang manusia, meskipun masih berbentuk tubuh lembut.
Saat Roh Ilapi sudah seutuhnya menjaga Napsu (Nafs), Roh Ilapi menarik beberapa unsur lembut yakni Air, Api, Angin, dan Tanah, hingga terbentuklah empat watak berikut ini:
- Unsur Halus Air, disimbolkan dengan warna putih, men-ciptakan Individu yang tenang, disebutkan Napsu Mutmainah (Nafsul Muthmainnah).
- Elemen lembut Api, disimbolkan dengan warna merah, membuat Individu yang selalu ajak ke ke-burukan dan amarah, disebutkan Napsu Kemarahan (Nafsul ‘Ammarah).
- Elemen lembut Angin, disimbolkan dengan warna kuning, membuat Individu yang selalu tertawan ke kepuasan, disebutkan Napsu Supiyah (Gairah Sufiyyah).
- Elemen Lembut Tanah, disimbolkan dengan warna hitam, membuat Individu yang bebal dan sukai menyesali, disebutkan Napsu Luwamah (Nafsul Lawwamah).
“Sinar Qadizm: Cabaya Awalnya.
Suksma: Diambil dari kosakata Jawa yang memiliki arti Lembut. Pemahaman seterusnya mengarah pada tubuh lembut, tubuh asral, tubuh jiwa, sould, mind.”
Lebih detilnya semacam ini:
- Napsu Luwamah (Nafsul Lawwamah) memiliki makna pri-badi yang penuh ketidaktetapan, penuh penyesalan. Memunculkan lapar, dahaga, rasa mengantuk, kemalasan, dan kebebalan. mempunyai daya untuk ingat segala hal. Dimisalkan berada pada perut dan berpintu pada mulut. Perut simbol keperluan alami manusia dan mulut simbol pintu penyukupan kebutuhan alami manusia. Secara batin memunculkan sorot sinar hitam yang kasar.
- Napsu Kemarahan (Nafsul ‘Ammarah) memiliki makna individu yang penuh amarah. Memunculkan daya yang menye-babkan karakter angkara murka dan karakter yang gampang ter-singgung. Dimisalkan berada pada ampéru (kantong empedu) dan berpintu di telinga. Kantong empedu simbol kepahitan dan telinga simbol pintu masuknya beberapa suara mengagetkan yang memunculkan kegelisahan. Secara batin memunculkan sorot sinar merah kasar.
- Napsu Supiyah (Gairahs Sufiyyah) memiliki makna individu yang penuh kemauan. Memunculkan keserakahan dan keterpikatan pada kepuasan duniawi. Dimisalkan berada pada lėlimpa (limpa) dan berpintu pada mata. Limpa menghasilkan getah putih (darah putih) yang bermanfaat mengobati cedera. Cedera seperti duka cita karena tidak tercukupinya keinginan duniawi. Dengan begitu limpa ialah simbol pemenuhan keinginan du-niawi, dan mata ialah simbol pintu masuknya keinginan duniawi. Secara batin memunculkan sorot sinar kuning kasar.
- Napsu Mutmainah (Nafsul Muthmainnah), memiliki arti individu yang penuh ketenangan. Memunculkan daya kesabaran. Dimisalkan berada pada tulang dan berpintu pada hidung. Tulang simbol ketegasan dan hidung simbol untuk menarik angin segar sebagai fasilitas menurunkan amarah. Secara batin pancarkan sorot sinar putih kasar.
Ke-4 Napsu/Individu di atas sebenarnya satu dan tidak dipisahkan, tetapi mempunyai ciri-ciri yang lain. Empat Individu itu dikenali orang Jawa dengan panggilan:
- Kakang Kawah untuk Napsu Mutmainah
- Getih untuk Napsu Kemarahan
- Adhi Ari-Ari untuk Napsu Supiyah
- Puser untuk Napsu Luwamah
Lalu berkembanglah pengetahuan “Sedulur Papat Limo Pancer” atau “Sadulur Papat Kalima Pancer” (Empat Saudara yang Ke-5 Pusat). Sadulur Papat (Empat Saudara) tidak lain ialah empat Napsu yang telah diuraikan di atas, dan yang disebutkan Pancer (Pusat) ialah Ruh.
Seandainya jadi perhatian dengan cermat, asal timbulnya udara dari Napsu ini sebenarnya dari otak. Udara ialah daya. Udara Napsu memiliki arti daya atau kemampuan Napsu. Sesung-guhnya, empat Individu yang sudah diuraikan di atas tidak lain ialah:
- Kesadaran Menjaga dan Kesadaran Kepahaman (Cons-ciousness dan Awareness) atau Budi” untuk Napsu Mut-mainah;
- Pemikiran (Thought) untuk Napsu Supiyah;
- Hati (Emotion) untuk Napsu Amarah;
- Daya ingat (Memori) untuk Napsu Luwamah.
Empat hal tersebut disebutkan Mind atau Soul. Dan apa kita dapat pisahkan keempat-empatnya? Pasti tidak. Karena keempat-empatnya sebagai satu kesatuan utuh. Dan Pancer (Pusat) tidak lain ialah Hidup, Ruh (Spirit) tersebut. Ialah salah bila memandang Sadulur Papat (Empat Saudara) sebagai individu yang lain terpisah dari individu manusia, yakni seperti individu lain berbentuk makhluk-makhluk gaib yang selalu jaga tiap pribadi sejak mereka dilahirkan. Serupa seperti bodiguard gaib. Benar-benar, ada banyak yang pahaminya secara salah semacam ini, dan ini perlu dilempengkan. Tidak ada individu lain, tidak ada makhluk yang lain ikuti manusia, mengatur-atur manusia, mengontrol manusia. Pengetahuan seperti itu cuma akan memunculkan praktik-praktik mistis yang dapat meleset dari Ngelmu Kesempurnaan.
“Budi: diambil dari kosakata Sanskerta dan Jawa Kuno, buddhi, yang memiliki arti Kesadaran Menjaga (Consciousness) sekalian Kesadaran Kepahaman (Awareness).”
Di bulan ke-5 ini juga hati manusia yang di-hasilkan oleh Napsu Kemarahan jadi benar-benar aktif.
Hati sebetulnya cuman satu, tetapi memiliki lima realisasi, yakni:
- Ati Maknawi (Hati Ma’nawi): Hati yang sekedar maknawi, bukan hati fisik. Dia sebagai wahyaning Ati (tempat keluarnya Hati).
- Ati Sanubari (Hati Sanubari): sarananingAti (kehadiran Hati).
- Ati Suwedha (Hati Suwedha): woding Ati (akar Hati).
- Ati Pungat (Hati Fu’ad): pramananing Ati (pokok kesadaran Hati).
- Ati Siri (Hati Sirr): rahsaning Ati (rahasia Hati).
Kehadiran Napsu pun tidak dapat dilepaskan dari Napas (Napas). Napas dan Napsu seperti satu coin mata uang dengan 2 segi. Saat Napsu Mutmainah berkuasa pada njenengan Saudara, karena itu napas saudara akan konstan dan tenang. Saat Napsu Kemarahan dan Napsu Supiyah berkuasa pada saudara, karena itu napas saudara bisa menjadi cepat. Saat Napsu Luwamah berkuasa pada saudara, karena itu napas saudara tidak konstan.
Napas sendiri dapat dipisah jadi empat jenis, yakni:
- Napas (Napas): udara yang menjaga semua badan manusia.
- Tanapas (Tanafas): udara yang diam pada darah.
- Anpas (Anfas): udara yang diambil masuk ke badan.
- Nupus (Nufus): udara yang dikeluarkan dari pada tubuh.
Di bulan ke-5 ini, Napsu manusia mulai tercipta. Di akhir bulan ke-5 masuk bulan ke enam, mekanisme pernafasan mulai aktif.
Saat Kandhil atau Tubuh Lembut atau Nafs manusia telah tercipta, pada waktu itu calon manusia ada pada Ngalam Contoh (‘Alam Mitsal: Alam Perumpamaan, Alam Bayang-bayang), yakni sebuah alam yang telah betul-betul terliputi Kijab dan fantasi, masuk ke kandungan ibu di umur kandungan 5 bulan.
Kandhil ialah inti harapan yang dianggap sebagai wewayanganing Dat (bayang-bayang Dzat), sekalian dianggap sebagai embananing Atma (tempat Ruh/Nyawa/Atma).
Manfaat Sedulur Papat Limo Pancer
Ilmu ini diyakini dapat memberikan banyak manfaat bagi seseorang yang mempelajarinya, di antaranya adalah meningkatkan kepekaan spiritual, meningkatkan kemampuan pikiran, dan meningkatkan konsentrasi serta mengendalikan emosi. Namun, seperti ilmu tasawuf lainnya, Sedulur Papat Limo Pancer juga memiliki kritik dan skeptisisme dari sebagian masyarakat, terutama dari segi kebenaran dan efektivitasnya. Namun demikian, banyak orang yang telah mempelajari ilmu ini merasa telah merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedulur Papat Limo Pancer biasanya dipelajari di sekolah-sekolah kebatinan atau di bawah bimbingandari guru spiritual yang berpengalaman. Selain itu, ilmu ini juga bisa dipelajari melalui buku-buku atau sumber-sumber online yang tersedia.
Meskipun Sedulur Papat Limo Pancer merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu tasawuf yang ada di Indonesia, namun popularitasnya cukup tinggi di kalangan masyarakat suku Jawa, terutama di Jawa Tengah. Banyak orang yang mempelajari ilmu ini dengan harapan dapat meningkatkan kepekaan spiritual dan kemampuan pikiran mereka, serta menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun Sedulur Papat Limo Pancer termasuk dalam ilmu ketuhanan, namun pemaknaannya dalam suku Jawa mungkin berbeda dari pemahaman ilmu ketuhanan dalam agama lain. Namun demikian, ilmu ini tetap mengajarkan prinsip-prinsip moral yang baik dan menghargai hak-hak orang lain, serta mengajarkan cara untuk meningkatkan kepekaan spiritual seseorang melalui latihan dan meditasi.
Disclaimer Sedulur Papat Limo Pancer
Artikel di atas hanya merupakan gambaran umum tentang Ilmu Tasawuf dari Istilah Sedulur Papat Limo Pancer dan tidak bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan detail tentang ilmu tersebut. Setiap individu yang mempelajari ilmu ini mungkin akan mengalami hasil yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kepekaan spiritual atau kemampuan pikiran mereka. Sehingga disarankan untuk memperbaharui ilmu dan memperdalam pengetahuan melalui jalur atau thoriqoh yang dijalani, serta berhadap-langsung (mandheng) dengan guru sebagai sumber pembelajaran yang tepat. Pesantren, sekolah kebatinan bela diri pencak silat seperti Persaudaraan Setia Hati Terate (
PSHT) juga dapat menjadi pilihan untuk memperoleh pembelajaran yang lebih mendalam tentang Pengetahuan
Ilmu Tasawuf dari Istilah
Sedulur Papat Limo Pancer tersebut dengan cara mendengarkan dan menulis sebagai murid (cantrik) itu wajib.