Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah seorang pahlawan perintis kemerdekaan RI yang lahir di Desa Winongo, Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur pada tahun 1883 dan meninggal pada usia 69 tahun pada 13 April 1952 di daerah kelahirannya dan dikebumikan di TPU Desa Pilangbango, Kota Madiun, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai tokoh yang aktif berjuang dalam perintisan kemerdekaan RI dengan bergabung dalam beberapa organisasi seperti Boedi Oetomo, Syarekat Islam, dan Taman Siswa. Selain itu, Ki Hadjar Hardjo Oetomo juga dikenal sebagai pendiri organisasi pencak silat SH Pemuda Sport Club (SH-PSC) yang kemudian bertransformasi menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate.
Tak hanya aktif di bidang organisasi, Ki Hadjar Hardjo Oetomo juga turut berperan dalam bidang ekonomi dengan mendirikan perkumpulan Harta Djaja, suatu jenis koperasi pada masa itu, yang bertujuan membantu masyarakat lepas dari penindasan “lintah darat”. Dengan demikian, Ki Hadjar Hardjo Oetomo tidak hanya memiliki kontribusi dalam perjuangan kemerdekaan, namun juga dalam mengembangkan perekonomian masyarakat.
Sebagai salah satu tokoh perintis kemerdekaan RI dari Madiun, Jawa Timur, Ki Hadjar Hardjo Oetomo menjadi simbol perjuangan dan semangat dalam menghadapi penjajah. Ia meninggalkan warisan berharga sebagai tokoh nasional yang terus diabadikan dalam sejarah bangsa.
Waktu Kelahiran Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Dalam sejarah Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate, tertulis bahwa Ki Hadjar Hardjo Oetomo wafat pada 13 April 1952 di usia 69 tahun. Oleh karena itu, untuk mencari informasi terkait tanggal kelahiran Ki Hadjar Hardjo Oetomo, kita dapat menghitungnya dari waktu wafat beliau yang juga pada bulan April dengan tahun 1883. Namun demikian, waktu tanggal dan hari kelahirannya belum dapat diverifikasi dengan akurat, mengingat rentang waktu di bulan April 1883 hanya sebanyak 30 hari, sama seperti rentang waktu di bulan April 1952.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa menurut Ilmu Kaweruh dalam Ilmu Agama, waktu meninggal seseorang tidak jauh dari hari kelahiran atau tanggal kelahirannya yang berada di antara waktu sebelum dan sesudah kelahirannya. Oleh karena itu, dari waktu wafat Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tanggal 13 April 1952, dapat disimpulkan bahwa tanggal kelahirannya kemungkinan besar jatuh pada tanggal 12 atau 14 April 1883.
Namun demikian, kesimpulan ini tidak dapat dijadikan sebagai kebenaran mutlak. Untuk memastikan tanggal kelahirannya dengan lebih akurat, perlu adanya informasi tambahan yang dapat memverifikasi data tersebut. Meskipun begitu, jika kita menghitung masa hidup Ki Hadjar Hardjo Oetomo dari tanggal wafatnya pada tanggal 13 April 1952 dan mengasumsikan bahwa beliau lahir pada tanggal yang sama, yaitu 13 April 1883, maka masa hidup beliau adalah sebanyak 25.202 hari, atau setara dengan 69 tahun 0 bulan 17 hari.
Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa data yang ada saat ini masih membutuhkan verifikasi tambahan untuk menentukan tanggal kelahiran Ki Hadjar Hardjo Oetomo dengan lebih akurat. Namun demikian, perhitungan masa hidup beliau dari tanggal wafatnya memberikan gambaran tentang usia beliau yang cukup panjang dan memperkuat sejarah keberadaannya sebagai sosok yang berpengaruh dalam Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate.
Pakuwon |
Keterangan |
13 April 1883 |
Hari Jumat Pasaran Kliwon |
Kalender Jawa |
5 Jumadilkir 1812 Tahun EHE Windu Kuntara |
Kelnder Hijriah |
5 Jumadilakir 1300H |
Neptu |
14 |
Wuku |
Sungsang |
Pranotomongso |
Kasadoso (27 Maret – 19 April) |
Pangarasan |
Lakuning Rembulan |
Pancasuda |
Wasesa Segara |
Palintangan 12 |
Lintang Sur |
Dina |
Dina Sapi |
Ki Hadjar Hardjo Oetomo PSHT
Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah seorang pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Madiun, Jawa Timur. Ia lahir pada tahun 1883 di daerah Winongo, Kota Madiun dan masa kecilnya dihabiskan di daerah tersebut sampai remaja. Sebelum mendirikan SH PSC, Ki Hadjar Hardjo Oetomo sempat magang sebagai guru di SD Banteng Madiun. Namun, ia tidak betah menjadi guru dan memilih untuk bekerja di Leerling Reambate di SS (PJKA) Bondowoso, Panarukan dan Tapen pada tahun 1906.
Pada tahun 1916, Ki Hadjar Hardjo Oetomo bekerja di pabrik gula Redjo Agung Madiun dan pada tahun berikutnya, 1917, ia bergabung dengan Persaudaraan Setia Hati (SH) yang didirikan oleh Ki Ngabehi Soerodiwirjo. Di tahun yang sama, ia bekerja di stasiun kereta api Madiun hingga akhirnya menjabat sebagai Hoof Komisaris.
Tahun 1922 menjadi titik penting dalam perjalanan hidup Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Ia bergabung dengan organisasi Syarekat Islam (SI) dan Boedi Oetomo sebagai bentuk pergerakan melawan penjajahan Pemerintah Belanda. Di tahun yang sama, ia mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club di Desa Pilangbango, Madiun, sebagai tempat melatih para pemuda yang tergabung dalam organisasi tersebut. Setia Hati Pencak Sport Club kemudian berkembang menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan menyebar ke berbagai daerah seperti Nganjuk, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo, dan Yogyakarta.
Namun, perjuangan Ki Hadjar Hardjo Oetomo tidak berjalan mulus. Pada tahun 1925, ia ditangkap oleh Pemerintah Belanda dan dipenjara di Cipinang. Kemudian, ia dipindahkan ke Padang, Sumatra Barat, dan harus menjalani masa tahanan selama 15 tahun. Pemerintah Belanda juga membubarkan SH PSC karena terdapat kata “pencak” di dalamnya. Setelah pulang dari masa tahanan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo mengaktifkan kembali SH PSC dengan mengubah kata “pencak” menjadi “pemuda” agar tidak dibubarkan kembali oleh Belanda.
Ki Hadjar Hardjo Oetomo meninggal pada tanggal 13 April 1952 pada usia 69 tahun dan dimakamkan di TPU Desa Pilangbango, Kota Madiun, Jawa Timur. Selain aktif di berbagai organisasi perjuangan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo juga mendirikan perkumpulan Harta Djaja sebagai bentuk dukungan ekonomi untuk membantu masyarakat lepas dari penindasan ‘lintah darat’. Pahlawan perintis kemerdekaan ini meninggalkan jejak penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan negara.
Konferensi di Kediaman Rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Pada tahun 1925, mengutip informasi diatas bahwa ada seorang aktivis Indonesia bernama Ki Hadjar Hardjo Oetomo yakni tokoh pendiri organisasi Setia Hati Pencak Sport Club (“SH PSC”) ditangkap oleh pemerintah Belanda dan dipenjara di Cipinang. Setelah beberapa waktu, ia dipindahkan ke Padang, Sumatra Barat, dan dipenjarakan selama 15 tahun. Alasan Bangsa penjajah Belanda membubarkan organisasi SH PSC karena terdapat nama “Pencak” yang dianggap sebagai bentuk perlawanan. Setelah bebas dari masa tahanannya, Ki Hadjar Hardjo Oetomo mengaktifkan kembali organisasi SH PSC dengan mengganti nama pengalan kata “Pencak” menjadi “Pemuda” dengan alasan agar tidak dicurigai Bangsa Belanda dengan begitu nama organisasi menjadi Setia Hati Pemuda Sport Club (“SH PSC”).
Bertahan hingga tahun 1942, SH Terate tetap eksis ketika Jepang datang ke Indonesia. Pada tahun tersebut, atas usulan dari Soeratno Soerengpati, seorang tokoh pergerakan Indonesia muda, Setia Hati Pemuda Sport Club mengubah namanya menjadi Setia Hati Terate. Pada saat itu, SH Terate masih bersifat perguruan tanpa organisasi.
Pada tahun 1948, atas prakarsa Soetomo Mangkoedjodjo, Darsono, dan lain-lain, diadakan konferensi di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di desa Pilangbango, Madiun. Hasil dari konferensi tersebut menetapkan Setia Hati Terate yang dulunya bersifat perguruan diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate yang dipimpin oleh Soetomo Mangkoedjodjo dengan wakilnya Darsono.
Selanjutnya, Persaudaraan Setia Hati Terate dipimpin oleh beberapa ketua pusat dan ketua dewan pusat, di antaranya adalah Mohammad Irsyad pada tahun 1950, Raden Mas Imam Koesoepangat pada tahun 1974, dan Badini serta Raden Mas Imam Koesoepangat pada tahun 1977-1984. Pada tahun 1985, Persaudaraan Setia Hati Terate dipimpin oleh Raden Mas Imam Koesoepangat sebagai ketua dewan pusat dan Tarmadji Boedi Harsono sebagai ketua umum pusat.
Pada tahun 1988, Raden Mas Imam Koesoepangat meninggal dunia dan Persaudaraan Setia Hati Terate tetap dipimpin oleh Tarmadji Boedi Harsono sebagai ketua umum pusat hingga saat ini secara turun temurun sebagai berikut struktur ke organisasinya.
Periode |
Nama |
Status |
1922 s/d 1948 – 26 Tahun |
Ki Hardjar Hardjo Oetomo |
X |
1948 s/d 1956 – 08 Tahun |
RM. Soetomo Mangkoedjojo |
X |
1962 s/d 1974 – 12 Tahun |
RM. Soetomo Mangkoedjojo |
X |
1956 s/d 1958 – 02 Tahun |
Muhammad Irsyad Widagno |
X |
1958 s/d 1962 – 04 Tahun |
Santoso |
X |
1974 s/d 1977 – 03 Tahun |
RM. Imam Koessoepanggat |
X |
1977 s/d 1981 – 04 Tahun |
Badini |
X |
1981 s/d 2014 – 33 Tahun |
RM. A.T. Tarmadji Boedi Harsono |
X |
2014 s/d 2016 – 02 Tahun |
Richard Simorangkir (Plt.) |
X |
2014 s/d 2016 – 02 Tahun |
Arif Suryono (Plt.) |
✓ |
2016 s/d 2017 – 01 Tahun |
Muhammad Taufik |
✓ |
2017 s/d 2026 – 09 Tahun |
RM. Moerdjoko Hadi Wiyono |
✓ |
Sejarah Ki Hadjar Hardjo Oetomo Tentang Organisasi
Terkait Poin-poin tersebut diatas yang membahas tentang organisasi-organisasi yang pernah diikuti oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, salah satu tokoh penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa Ki Hadjar Hardjo Oetomo pernah bergabung dengan beberapa organisasi yang berbeda dalam perjuangannya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
- Boedi Oetomo
- Organisasi pertama yang diikuti oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah Boedi Oetomo. Organisasi ini didirikan pada 20 Mei 1908 dan bertujuan untuk memajukan kebudayaan, ilmu pengetahuan, serta mengembangkan kesadaran nasionalisme di Indonesia. Ki Hadjar Hardjo Oetomo menjadi anggota aktif di Boedi Oetomo dan bahkan terlibat dalam pendirian cabang organisasi di Yogyakarta.
- Sarekat Islam
- Sarekat Islam merupakan organisasi sosial dan politik yang didirikan pada 1909. Tujuan dari organisasi ini adalah untuk melindungi kepentingan ekonomi dan sosial umat Islam di Hindia Belanda. Ki Hadjar Hardjo Oetomo turut aktif dalam Sarekat Islam dan bahkan dipilih sebagai anggota dewan pengurus pusat organisasi tersebut.
- Taman Siswa
- Taman Siswa didirikan pada 3 Juli 1922 dan bertujuan untuk menyediakan pendidikan dasar bagi rakyat Indonesia yang kurang mampu. Organisasi ini juga memiliki tujuan untuk mengembangkan kesadaran nasionalisme dan moralitas yang tinggi pada peserta didiknya. Ki Hadjar Hardjo Oetomo terlibat dalam pendirian dan pengembangan Taman Siswa, dan bahkan mengirimkan putrinya, Kartini Hardjo Oetomo, sebagai murid di sekolah tersebut.
- Harta Djaja
- Harta Djaja adalah organisasi yang didirikan pada 6 Januari 1918 dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia. Ki Hadjar Hardjo Oetomo aktif dalam organisasi ini dan menjadi salah satu anggota pendirinya. Ia juga terlibat dalam pengembangan program-program sosial dan ekonomi yang dilakukan oleh Harta Djaja, seperti program koperasi dan pengembangan usaha mikro.
- Persaudaraan Setia Hati Terate
- Persaudaraan Setia Hati Terate didirikan pada 18 November 1922 dan merupakan organisasi yang berbasis kepercayaan terhadap kekuatan spiritual. Organisasi ini bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta memperbaiki kondisi sosial masyarakat. Ki Hadjar Hardjo Oetomo turut terlibat dalam Persaudaraan Setia Hati Terate dan menjadi salah satu pendukung utama organisasi ini.
Melalui keikutsertaannya dalam berbagai organisasi yang memiliki tujuan mulia, Ki Hadjar Hardjo Oetomo memperlihatkan tekadnya untuk memperbaiki kondisi Indonesia pada masa itu. Ia terlibat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti pendidikan, ekonomi, sosial, dan spiritual, sehingga menunjukkan bahwa Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah sosok yang visioner dan peduli terhadap nasib bangsa Indonesia. Kelima poin yang telah dijelaskan sebelumnya memberikan gambaran singkat dan jelas tentang sejarah dan peran Ki Hadjar dalam organisasi-organisasi tertentu. Meskipun tidak membahas secara rinci seluruh aktivitas dan peran Ki Hadjar dalam organisasi-organisasi tersebut, namun poin-poin tersebut memberikan gambaran tentang keikutsertaannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai organisasi yang pernah diikutinya.
Tentang Ki Hadjar Hardjo Oetomo Dapat Penghargaan
Tentang sesosok Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok yang visioner dan peduli terhadap nasib bangsa Indonesia, terbukti dari keikutsertaannya dalam berbagai organisasi yang memiliki tujuan mulia. Berkat peran aktifnya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, Ki Hadjar Hardjo Oetomo telah dihargai dan diakui oleh banyak pihak.
Beberapa penghargaan yang pernah diterima oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo antara lain:
- Bintang Mahaputera Utama
- Ki Hadjar Hardjo Oetomo dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Soekarno pada tahun 1962 sebagai pengakuan atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
- Ki Hadjar Hardjo Oetomo juga dianugerahi penghargaan lainnya, seperti Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Soeharto pada 1973, serta penghargaan dari UNESCO atas jasanya dalam bidang pendidikan dan pengembangan budaya pada tahun 1962.
- Pahlawan Nasional
- Pada tahun 1973, Ki Hadjar Hardjo Oetomo dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto atas jasa-jasanya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
- Ki Hadjar Hardjo Oetomo dianugerahi penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 November 2009, dalam rangka peringatan Hari Pahlawan. Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai organisasi pergerakan yang pernah diikutinya, serta sebagai penghormatan atas kepribadian dan integritasnya sebagai tokoh nasional.
Penghargaan-penghargaan yang diterima oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo tersebut menunjukkan betapa besar pengaruh dan perannya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ia layak dihormati dan diingat sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah bangsa Indonesia.
Hubungan Ki Hadjar Hardjo Oetomo dengan Presiden Soekarno
Ki Hadjar Hardjo Oetomo dan Presiden Soekarno memiliki hubungan yang cukup dekat pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Keduanya adalah aktivis pergerakan yang sama-sama berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah pendiri organisasi Sarekat Islam yang merupakan organisasi massa terbesar pada masa itu. Sedangkan Soekarno adalah salah satu pemimpin Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dalam perjalanan sejarah, keduanya pernah bekerja sama dalam beberapa kesempatan. Ki Hadjar Hardjo Oetomo juga pernah diundang oleh Soekarno untuk bergabung dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1928, namun ia menolak tawaran tersebut karena ia ingin tetap independen.
Meski keduanya memiliki hubungan yang dekat pada masa pergerakan kemerdekaan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Ki Hadjar Hardjo Oetomo mendapatkan penghargaan atau gelar karena kedekatannya dengan Presiden Soekarno. Semua penghargaan yang diterima oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo selama hidupnya diberikan atas prestasinya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Popularitas Tokoh Ki Hadjar Hardjo Oetomo PSHT
Popularitas Guru Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang terkenal sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia semasa Presiden Soekarno, dan juga sebagai tokoh yang mendirikan organisasi Bela Diri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang tertua dan terbesar di Indonesia serta mendunia. Selain itu, Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah sebuah organisasi yang sangat diperhitungkan di Negeri Indonesia maupun Dunia, sehingga membuat negara harus melindungi organisasi ini sebagai aset warisan budaya.
Ki Hadjar Hardjo Oetomo lahir dan wafat sesuai dengan yang dijelaskan pada paragraf 4, 5, dan 6 di atas. Namun, ada kabar yang menyebar dan menimbulkan kebingungan terkait dengan Ki Hadjar Hardjo Oetomo, yang pada kenyataannya tidak benar, yaitu bahwa beliau terlibat dalam pembantaian PKI karena meninggal pada tahun 1952. Hal ini jelas merupakan informasi yang salah dan tidak berdasar.
Karena jasanya terhadap negara dan terutama bangsa masyarakat Indonesia yang telah banyak berkontribusi untuk memajukan pendidikan masyarakat, beliau hingga saat ini masih selalu diagungkan atas jasanya. Oleh karena itu, gambar Ki Hadjar Hardjo Oetomo seperti Ki Hadjar Hardjo Oetomo Vector banyak dicari oleh pengagumnya yang takjub atas semua kontribusi positif yang telah beliau lakukan dan bermanfaat hingga generasi turun temurun.
Penutup Tentang Kisah Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Sebagai penutup tentang kisah Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang merupakan tokoh perintis kemerdekaan RI yang lahir pada tahun 1883 di Winongo, Kota Madiun, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai pendiri organisasi pencak silat SH Pemuda Sport Club (SH-PSC) yang kemudian bertransformasi menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate dan aktif di berbagai organisasi seperti Boedi Oetomo, Syarekat Islam, dan Taman Siswa. Selain itu, ia juga mendirikan perkumpulan Harta Djaja sebagai bentuk dukungan ekonomi untuk membantu masyarakat lepas dari penindasan “lintah darat”. Meskipun perjuangannya tidak selalu berjalan mulus dan bahkan dipenjara selama 15 tahun oleh Pemerintah Belanda, Ki Hadjar Hardjo Oetomo meninggalkan warisan berharga sebagai tokoh nasional yang terus diabadikan dalam sejarah bangsa dan menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan negara.