Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi Pencak Silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo

Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi Pencak Silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo

Persaudaraan Setia Hati Terate adalah

<a href="https://www.pshterate.com/"><img src="Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi Pencak Silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo.jpg" alt="Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi Pencak Silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo"></a>
Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi Pencak Silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di desa Pilangbangu, Kota Madiun. Berdirinya organisasi ini telah terbukti sebagai salah satu perintis kemerdekaan Republik Indonesia. Tanggal lahir PSHT adalah pada hari Sabtu Legi, tanggal 2 September 1922.

Flsafah

1. Falsafah PSHT

Falsafah PSHT merupakan pandangan hidup dan nilai-nilai kepercayaan yang menjadi dasar organisasi pencak silat PSHT. Falsafah ini mengajarkan kepercayaan diri, kesetiaan, kebersamaan, dan ketaatan terhadap hati nurani. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di antara anggota serta membawa manfaat positif bagi masyarakat dan bangsa secara umum.

2. Isi Falsafah PSHT

Falsafah PSHT terdiri dari dua poin penting. Pertama, “Manusia Dapat Dihancurkan, Manusia Dapat Dimatikan; Akan Tetapi Manusia Tidak Dapat Dikalahkan, Selama Manusia Itu Masih Setia Pada Hatinya Sendiri atau ber-SH pada dirinya.” Poin ini menekankan bahwa kekuatan sejati manusia berasal dari dalam dirinya sendiri, dan kesetiaan pada hati nurani adalah kunci kekuatan tersebut.
Kedua, “Selama Matahari Terbit dari Timur, Selama Bumi masih dihuni Manusia, dan Selama itu pula Persaudaraan Setia Hati Terate akan Kekal Abadi Jaya Selama-lamanya.” Poin ini menyatakan bahwa persaudaraan Setia Hati Terate akan tetap abadi dan berjaya selamanya selama matahari terbit dari timur dan bumi masih dihuni oleh manusia.
Falsafah ini memperlihatkan bahwa persaudaraan Setia Hati Terate memiliki visi jangka panjang untuk memperkuat persatuan dan kesatuan anggota serta berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.

Pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate

Ki Hadjar Hardjo Oetomo memiliki perjalanan hidup yang penuh dengan perjuangan dan pengabdian. Pada tahun 1905, setelah lulus dari pendidikan Sekolah Rakyat, beliau bekerja sebagai guru di daerah Bateng, Kota Madiun. Namun, karena merasa tidak cocok dengan pekerjaan tersebut, beliau pindah bekerja di SS (PJKA) sebagai Leering Bempte di daerah Bondowoso, Panarukan, dan Tapen. Namun, karena adanya ketimpangan sosial di PJKA, beliau kemudian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan tersebut dan kembali ke kampung halamannya di Kota Madiun.
Pada tahun 1906, beliau menjadi seorang Mantri Pasar di Kota Madiun dan kemudian ditempatkan di Pasar Mlilir. Selama bertugas di sana, beliau mendapatkan promosi karena keahliannya dalam menyelesaikan masalah terkait pemungutan pleser dari transaksi jual beli kayu. Namun, dalam waktu kurang dari satu tahun, beliau memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tersebut.
Pada tahun 1916, beliau menikah dan bekerja di pabrik Gula Redjo Agung di Madiun. Tahun berikutnya, beliau mengikuti ujian dan lulus sebagai Beombte rumah gadai. Setelah bekerja sebagai pekerja harian di stasiun kereta api Madiun, beliau mendirikan perkumpulan “HARTA JAYA” yang bertujuan untuk memberantas rentenir. Beliau juga menjadi nyantrik pada Ki Ngabehi Soero Diwirjo, yang sangat menyayanginya.
Pada tahun 1922, dengan izin dari Ki Ngabehi Soero Diwirjo, Ki Hadjar Hardjo Oetomo mendirikan Pencak Silat Setia Hati di Pilangbangau, Madiun dengan nama PENCAK SPORT CLUB. Tujuan pembentukan klub ini adalah untuk melawan penjajah Belanda. Namun, seringkali beliau ditangkap dan masuk tahanan karena dicurigai sebagai tempat berkumpulnya para patriot Indonesia yang melawan Belanda. Untuk mengelabui Belanda, nama Pencak Silat Setia Hati diganti menjadi Pemuda Sport Club (PSC).
Pada tahun 1942, atas usulan dari Suratno Surengpati, nama PSC diubah menjadi Setia Hati Terate. Nama ini dipertahankan hingga sekarang tanpa ada organisasi resmi yang mengatur Persaudaraan Setia Hati Terate.
Pada tahun 1948, diadakan konferensi Persaudaraan Setia Hati Terate di Pilangbangau, rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Hasil konferensi tersebut menghasilkan organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate yang diatur secara formal dengan kepengurusan yang terdiri dari Ketua Pusat, Wakil Ketua, dan Sekretaris.
Pada tahun 1952, Ki Hadjar Hardjo Oetomo meninggal dunia karena sakit darah tinggi. Namun, warisannya terus dijaga oleh para pengikutnya, dan Persaudaraan Setia Hati Terate terus berkembang dengan nama-nama jurus dan senam yang diajarkan kepada anggotanya.

Dasar dan Azas Persaudaraan Setia Hati Terate

Persaudaraan SH Terate didirikan pada tahun 1922 di Madiun sebagai pusat organisasinya, dengan cabang-cabang dan ranting yang didirikan di tempat lain.

Dasar dan azas Persaudaraan SH Terate mencakup

  • Berdasarkan Idiil PancaSHa dan UUD 1945 negara RI.
  • Berazaskan persaudaraan atau kekeluargaan yang kekal, keolahragaan, kesenian, beladiri pencak Silat, dan kerohanian.
  • Tidak berafiliasi atau memihak pada aliran politik manapun.
  • Pendidikan dalam SH Terate mencakup pendidikan jasmani dan rokhani. Pendidikan jasmani meliputi pelajaran pencak Silat yang diajarkan melalui senam, jurus, kripen, dan toya. Pendidikan rohani mencakup pelajaran ke-SH-an.

Tujuan Persaudaraan Setia Hati Terate meliputi

  • Meningkatkan rasa ke-Tuhanan yang maha esa.
  • Mengembangkan seni budaya pencak silat dengan berpedoman pada ajaran dan wasiat Persaudaraan SH Terate.
  • Memperkuat rasa kasih sayang pada sesama.
  • Menanamkan jiwa kesatria, cinta tanah air, dan bangsa.
  • Meningkatkan aspek mental/spiritual dan fisik bangsa Indonesia secara umum dan warga SH Terate secara khusus.
  • Meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri berdasarkan kebenaran.
  • Terlibat dalam mendidik manusia menjadi baik dan luhur yang memiliki jiwa Pancasila.
  • Persaudaraan SH Terate memiliki arti tersurat dari Setia Hati, yaitu setia pada hati sendiri atau percaya pada diri sendiri dengan keyakinan bahwa kekuatan tertinggi ada di tangan Tuhan. Manusia harus percaya pada dirinya sendiri karena jika tidak, manusia akan selalu gagal dalam mencapai cita-citanya.
Sabuk PSHT memiliki urutan dari Siswa hingga Warga Tingkat 3. Tahap pendidikan jasmani dan rohani dimulai sejak menjadi siswa Pra Polos (tanpa sabuk), Polos (warna sabuk hitam), Jambon (warna sabuk merah muda), Ijo (warna sabuk hijau), Pethak (warna sabuk putih , puteh), hingga mencapai tingkat Warga Tingkat 1 (I), 2 (II), 3 (III).

Azas SH Terate meliputi

  1. Persaudaraan: Membangun ikatan batin yang kuat antara sesama warga SH Terate dengan saling pengertian, menyayangi, dan bertanggung jawab satu sama lain.
  2. Olahraga: Melakukan gerakan badan teratur dan direncanakan untuk menguatkan otot dan menjaga kesehatan tubuh.
  3. Kesenian: Mengembangkan seni tari, termasuk gerakan badan yang indah, teratur, dan berirama, serta penguasaan materi seperti senam, jurus, dan lainnya sebagai sarana olahraga dan pertunjukan umum.
  4. Bela Diri: Mengajarkan pencak Silat sebagai sarana membela diri dari bahaya yang mengancam, bukan untuk mencari lawan.
  5. Kerohanian: Mengedepankan pendidikan budi pekerti/akhlak yang bertujuan untuk mengajarkan kebaikan dan berbudi luhur, serta menjadi pengontrol perilaku warga SH dalam masyarakat.
Dalam SH, nilai-nilai yang ditekankan meliputi persaudaraan, olahraga, kesenian, bela diri, dan kerohanian. Warga SH diharapkan memiliki keyakinan kepada Tuhan, menjunjung tinggi kepentingan umum, berbudi luhur, mencintai sesama, ikut membangun kehidupan yang baik, dan hidup sederhana. Tingkatan iman seseorang dalam SH dapat diukur berdasarkan ketaatan terhadap perintah dan larangan Tuhan, serta kepedulian terhadap kepentingan umum.
Sebagai seorang SH, seseorang harus menjadi taat kepada Tuhan, mendahulukan kepentingan umum, menjunjung tinggi prinsip, menghindari penderitaan orang lain, menjaga ketenteraman dan kelestarian dunia, serta bersikap fleksibel dalam menempatkan masalah. Dengan menjalankan nilai-nilai ini, seorang SH dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan menjadi panutan dalam menjaga keadilan dan kebenaran.

Arti Lambang Persaudaraan Setia Hati Terate

Lambang persaudaraan Setia Hati Terate memiliki beberapa makna yang mendalam:
  • Bentuk lambang segi empat melambangkan empat kiblat dan lima pancer (dihati) yang dimiliki manusia. Keempat kiblat meliputi cipta (daya pikir), rasa (perasaan), karsa (kemauan), dan jiwa (rohani). Kelima pancer tersebut, jika seimbang, memungkinkan manusia untuk berkarya secara optimal.
  • Dasar warna hitam melambangkan keabadian persaudaraan dalam Setia Hati Terate, mirip dengan hubungan saudara kandung yang abadi.
  • Hati berwarna putih dengan tepi berwarna merah melambangkan kesucian hati dan kasih sayang yang tak terbatas. Orang Setia Hati Terate tidak ingin memiliki barang yang tidak halal dan siap memberikan kasih sayang kepada siapa pun, bahkan kepada orang yang melakukan kesalahan.
  • Hati yang bersinar melambangkan kasih sayang yang dipancarkan oleh setiap anggota Setia Hati Terate. Mereka menjunjung tinggi semboyan “sepadha padhane tumitah” (saling membantu tanpa mengharapkan balasan) dan percaya pada hukum karma atau hukum timbal balik.
  • Bunga Terate, yang memiliki tiga tahap yaitu kuncup, setengah mekar, dan mekar sekali, melambangkan kemampuan anggota Setia Hati Terate untuk hidup di semua lapisan masyarakat. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka tetap bersatu seperti saudara kandung.
  • Pita sebelah kanan yang berwarna putih dengan garis tengah merah melambangkan pentingnya berdiri tegak di tengah-tengah keadilan dan kebenaran.
  • Persaudaraan Setia Hati Terate memberikan pelajaran bela diri Pencak Silat, yang dipilih karena merupakan bela diri asli dari budaya Indonesia. PSHT percaya bahwa bangsa yang kehilangan kebudayaannya adalah bangsa yang terjajah jiwanya.
  • Tulisan “PERSAUDARAAN” diletakkan di atas gambar bunga Terate dalam lambang PSHT. Hal ini menggambarkan bahwa persaudaraan merupakan nilai yang diutamakan, sedangkan Pencak Silat hanya merupakan tali pengikat yang memperkuat persaudaraan.

Janji Setia Warga PSHT

  • Anggota PSHT berjanji untuk:
  • Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang tua, dan guru.
  • Menjaga dan memelihara kehormatan persaudaraan Setia Hati Terate sebagai sarana untuk memperbaiki jasmani dan rohani.
  • Patuh, berdisiplin, dan setia terhadap peraturan, tata tertib, dan kewajiban yang diinstruksikan oleh pimpinan.
  • Mencintai dan saling mengasihi antara anggota dengan penuh persaudaraan.
  • Patuh dan berdisiplin dalam berlatih.
  • Memupuk rasa rendah hati dan penuh cinta kasih terhadap sesama manusia umumnya dan kepada Persaudaraan Setia Hati Terate khususnya.
  • Tidak sombong dan tidak mempergunakan pengetahuan PSHT sembarangan.

Lagu Mars PSHT

Mars PSHT adalah lagu yang diciptakan oleh Kang Mas Adi Pracihno/Adi Jasco. Lirik lagu tersebut menggambarkan semboyan dan nilai-nilai PSHT, seperti persatuan, pengabdian kepada nusa dan bangsa dengan tulus ikhlas, menjunjung tinggi Pancasila, dan kejayaan persaudaraan Setia Hati Terate sepanjang masa.

Kesimpulan

Dalam penutup ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah sebuah organisasi Pencak Silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di desa Pilangbangu, Kota Madiun pada tanggal 2 September 1922. Falsafah PSHT mengajarkan kepercayaan diri, kesetiaan, kebersamaan, dan ketaatan terhadap hati nurani sebagai nilai-nilai dasar yang diterapkan dalam organisasi ini. Persaudaraan Setia Hati Terate memiliki tujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di antara anggotanya, serta memberikan manfaat positif bagi masyarakat dan bangsa secara umum. Melalui pendidikan jasmani dan rohani, PSHT berupaya meningkatkan aspek mental, spiritual, dan fisik bangsa Indonesia secara umum dan warga PSHT secara khusus.
Ki Hadjar Hardjo Oetomo, pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate, memiliki perjalanan hidup yang penuh dengan perjuangan dan pengabdian. Beliau memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Meskipun beliau telah meninggal pada tahun 1952, warisannya terus dijaga oleh para pengikutnya, dan Persaudaraan Setia Hati Terate terus berkembang dengan tetap memegang teguh nilai-nilai dan azas-azas yang telah ditetapkan. Lambang PSHT memiliki makna-makna mendalam yang melambangkan keabadian persaudaraan, kesucian hati, kasih sayang tanpa batas, dan kemampuan untuk hidup bersatu dalam keragaman. Dengan memegang teguh janji-janji Setia Warga PSHT, anggota PSHT berkomitmen untuk berbakti kepada Tuhan, menjaga kehormatan persaudaraan, patuh terhadap peraturan, saling mengasihi, berlatih dengan disiplin, dan memupuk rasa rendah hati serta cinta kasih terhadap sesama.
Dengan demikian, Persaudaraan Setia Hati Terate memiliki peran penting dalam memperkuat persatuan dan kesatuan di masyarakat, serta menjadi wadah bagi anggotanya untuk mengembangkan diri secara jasmani, rohani, dan intelektual.

Populer

Flashnews